Kementan-BPS Jamin Statistik Pangan Makin Akurat dengan Metode Data Satelit

By Admin

Foto/Ilustrasi 

nusakini.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan data statistik pangan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) akan semakin akurat, dengan metode pengecekan melalui data satelit.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan, melalui metode pengecekan data satelit tingkat kesalahan (error) yang dihasilkan akan semakin tipis, kurang dari 10%.

Apalagi kemungkinan error yang dihasilkan juga masih akan dilanjutkan dengan pengecekan petugas langsung ke lapangan, sehingga data yang dihasilkan makin berkualitas 

"Teman-teman yang menguji (error) enggak sampai 10%. Tapi kan itu ditindaklanjuti dengan pengecekan di lapangan. Jadi mendekati (100%)," ungkap Suwandi, dalam sebuah diskusi di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (27/7/2017).

Menurut Suwandi, pihaknya telah menguji coba metode ini sejak tahun lalu di beberapa wilayah di Indonesia dan hasilnya memuaskan. 

"Kami uji di Jabar, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, insya Allah bagus," ujarnya.

Selain karena tanpa biaya, Suwandi mengaku metode ini sangat efisien, sebagai alat kontrol untuk melakukan validasi data yang telah dihasilkan BPS sebelum akhirnya dirilis secara resmi. Metode ini pun mampu meningkatkan kualitas data itu sendiri. 

Dengan demikian, hasil data statistik pangan nasional diakuinya tidak akan bisa terbantahkan lagi, lantaran sudah melalui upaya sinkroninasi berlapis.

"Metode ini lebih bagus. Ini digunakan sebagai alat kontrol dari data-data yang selama ini kita kumpulkan dengan BPS. jadi data BPS kita kontrol untuk validasinya. Bisa membantu meningkatkan kualitas data," terangnya.

Lebih lanjut Suwandi menegaskan, metode pengecekan melalui data satelit ini hanya digunakan untuk mengecek kembali kemungkinan kesalahan yang terjadi pada data BPS, bukan untuk menciptakan data baru sebagai tandingan.

"Mekanismenya kan sudah diatur (rilis data resmi) satu pintu oleh BPS. Luas tanam, panen, misalnya. Tapi kami kembangkan ini untuk cek. Kalau laporan di situ misalnya 10 hektar, kita update bener enggak. Jadi untuk mendukung kualitas datanya," pungkasnya (p/ma)